Catching Fire

hal. 264

Jadi aku hanya berkata, "Jadi apa yang baiknya kita lakukan dengan beberapa hari terakhir yang kita miliki?"
"Aku hanya ingin menghabiskan setiap menit dari sisa hidupku bersamamu," jawab Peeta.
"Kalau begitu, kemarilah," kataku, sembari menariknya masuk ke kamarku.
Tidur bersama Peeta rasanya seperti suatu kemewahan. Sekarang aku baru menyadari betapa laparnya aku akan sentuhan manusia. Merasakan keberadannya di sampingku dalam kegelapan. Aku berharap aku tidak menyi-nyiakan beberapa malam terakhir dengan menjauhkannya. Aku jatuh tertidur, terbalut dalam kehangatannya, dan ketika aku membuka mata lagi, cahaya matahari mernembus di natara sela-sela jendela.
"Tidak ada mimpi buruk," kata Peeta.
"Tidak ada mimpi buruk," aku menegaskannya. "Kau?"
"Tidak ada. Aku sudah lupa seperti apa rasanya tidur sungguhan," kata Peeta.
Kami berbaring di ranjang untuk beberapa saat, tidak merasa terburu-buru harus memulai hari. besok malam giliranwawancara televis, jadi hari ini seharusnya Effie dan Haymotch melatih kami. Lebih banyak sepatu bertumit tinggi dan komen-komen sarkastik, pikirku. Tapi gadis Avox berambut merah datang membawa kertas catatan dari Effie yang mengatakan bahwa, dia dan Haymitch sependapat bahwa kami bisa membawa diri dengan baik di depan umum. Sesi latihan kami dibatalkan.
"Benarkah?" tanya Peeta, mengambul kertas catatan dari tanganku dan membacanya. "Kau tahu apa artinya? Kita punya sepanjang hari berduaan."
"Sayang kita tidak bisa pergi kemana-mana," kataku sedih.
"Siapa bilang tidak bisa?" tanyanya.
Atap. Kami memesan banyak makanan, mengambil selimut, dan naik ke atap untuk piknink. Piknik sepanjang hari di taman bunga diiringi bunyi genta angin yang berdenting. Kami makan. kami berbaring di bawah matahari. Aku menarik sulur-sulur pohon dan menggunakan pengetahuan baruku dari latihan untuk berlatih membuat simpul dan menganyam jaring. Peeta membuat sketsa wajahku. Kami bermain dengan medan gaya yang mengelilingin atap--salah satu dari kami melempar apel kesana dan satu lagi harus menangkapnya.
Tak ada seorangpun yang mengganggu kami. Menjelang sore, Kepalaku berbaring di pangkuan Peeta, membuat mahkota dari bunga-bunga sementara Peeta memainkan rambutku, dia bilang dia sedang berlatih membuat simpul . Setelah beberapasaat kedua tangannya diam tak bergerak. "Apa?" tanyaku.
"Aku berharap bisa membekukan saat ini, disini, sekarang juga, dan hidup selamanya," katanya.
Biasanya ucapan seperti ini, jenis ucapan yang menunjukkan cinta matinya untukku, membuatku merasa bersalah dan tidak enak hati. Tapi aku merasa hangat dan santai, dan tidak lagi menguatirkan masa depan yang takkan pernah kumiliki, dan aku bisa membiarkan diriku menjawab, "Oke."
Aku bisa mendengar senyum dalam suaranya. "Kalau begitu kau mengizinkannya?"
"Aku mengizinkannya," kataku.

Comments

Popular posts from this blog

Aku, Dia, Kamu