Catching Fire
hal. 52
Wajahku menampilakn senyum lebar dan aku mulai berjalan ke arah Peeta. Lalu, seakan aku tidak bisa menunggu sedetik lebih lama lagi, aku mulai berlari. Peeta menangkapku dan memutar tubuhku kemudian dia terpelset--Peeta masih belum menguasai betul kaki palsunya--kami pun terjatuh di salju, tubuhku berada di atas tubuh Peeta, dan saat itulah kami berciuman pertamakali setelah berbulan-bulan. Ciuman itu penuh bulu, kepingan salju, dan lipstik, tapi di balik semua itu aku bisa merasakan kemantapan yang di bawa Peeta terhadap segalanya. Dan aku tahu aku tidak sendirian. Seburuk apapun aku menyakitinya, Peeta takkan membuka rahasiaku di depan kamera. Dia takkan menciumku setengah hati. Dia masih menjagaku dengan baik. Sebagaimana yang dilakukan Peeta di arena.
Wajahku menampilakn senyum lebar dan aku mulai berjalan ke arah Peeta. Lalu, seakan aku tidak bisa menunggu sedetik lebih lama lagi, aku mulai berlari. Peeta menangkapku dan memutar tubuhku kemudian dia terpelset--Peeta masih belum menguasai betul kaki palsunya--kami pun terjatuh di salju, tubuhku berada di atas tubuh Peeta, dan saat itulah kami berciuman pertamakali setelah berbulan-bulan. Ciuman itu penuh bulu, kepingan salju, dan lipstik, tapi di balik semua itu aku bisa merasakan kemantapan yang di bawa Peeta terhadap segalanya. Dan aku tahu aku tidak sendirian. Seburuk apapun aku menyakitinya, Peeta takkan membuka rahasiaku di depan kamera. Dia takkan menciumku setengah hati. Dia masih menjagaku dengan baik. Sebagaimana yang dilakukan Peeta di arena.
Comments
Post a Comment