Sunyi dalam Keramaian
Agustus, di sebuah rumah dengan penuh hiasan dan tawa. Aku datang layaknya selebriti. Ya, mungkin akulah yang mereka tunggu-tunggu. Mereka iya, tentu saja adik-adik sepupunya. Kenapa aku yang harus ditunggu-tunggu?. Jawabannya mungkin adalah aku sedang dekat dengan orang terdekat mereka. Hmmm.. dengan bingung, mereka layangkan sejuta pertanyaan kepadaku. Tapi tiba-tiba dia datang dan berkata
"Mas ihsan udah.. udah jangan dijawab". Ucap dia, sambil menyuruh pergi adik-adik sepupunya. Hmmm.. dia memang cerewet terhadap adiknya-juga adik sepupunya.
Aku perhatikan, hari ini ia tampak sangat cantik dengan warna pink dibajunya. Kemudian, aku masuk ke dalam dan dia menyuruhku duduk, tentu saja di sampingnya. Sore itu tampak indah karena bisa bersamanya. Lalu, aku diajak olehnya untuk sekedar salam ke kedua orangtuanya. Untuk kali ini, hanya salam, karena belum siap mentalku untuk memperkenalkan diri. Setelah itu, aku kembali duduk dan aku melihat di sisi lain sudah ramai dengan teman-teman SD dan SMP-nya. Tak lama aku di ajak ke ke halaman belakangnya untuk makan. Rupanya dia sangat mengerti keadaan perutku. Waktu terus berjalan, kami terus berbincang-bincang sampai aku melihat ada seseorang yang terus saja mendekatinya.
'Ahh itu hanya teman smpnya saja' , batinku. Dalam pikiranku, ku hilangkan semua prasangka negatif terhadapnya. Sampai teman-teman SMP-nya mengajak dia keluar untuk berfoto dengannya. Tanpa diduga semua temannya sepakat untuk mengerjai dia, Ya istilahnya "Di ceplokin" dengan banyak telur mendarat di kepalanya dan putih tepung menyelimuti wajahnya. Hmmm dia terlihat lucu dan manis. Tapi senyumku berubah datar ketika orang itu mendekatinya lagi. Bahkan pada saat aku dan dia berfoto bersama, orang itu tiba-tiba saja datang dan ikut berfoto dengan kami. Rasa bete yang kurasakan ku pendam dalam hati, setelahnya aku hanya bicara seperlunya. Lalu, aku pun pergi ke dalam, kemudian dia membersihkan diri dan sholat maghrib.
Setelah aku sholat maghrib, Adik sepupunya datang dan berkata kepada aku,
"Kak ihsan, kak ihsan.. kita mau buat kejutan untuk dia. Pokoknya nanti, pas dia udah turun dari atas, kakak megang kuenya ya? terus nanti kita nyanyiin lagu 'Happy Birthday' buat dia. Pokoknya kakak ikutin kita aja yaaaa"..
Hahaaha.. aku hanya tertawa dan mengiyakan saja perkataanya. Beberapa saat kemudian, seluruh lampu di matikan dan aku disuruh untuk memegang kue. Dia pun turun dari atas, dan serentak semua menyanyikan lagu 'Happy Birthday'. Aku seperti cowok di novel-novel yang romantis. Padahal aku hanyalah objek tambahan oleh adik-adiknya. Kemudian, kita pun makan malam bersama, tapi sebelum itu ada sesi foto bersama. Lagi-lagi orang itu membuat ku kesal karena orang tersebut terus saja mendekati dia. Bahkan ketika salah seorang temannya berkata "cium dong dianya..." orang itu pun berkata dengan kasar "Jangaan, nanti aja sama gua"
Mungkin bisa dirasakan perasaan kesalku kala mendengar ucapan orang itu. Namun, aku belum berani membicarakan kepada dia tentang perasaanku itu.
Setelah kita semua makan, kita kembali ke halaman belakang untuk menikmati malam indah penuh bintang. Tentu saja kami tak melewatkan malam itu dengan berfoto-foto. Untuk kesekian kalinya orang itu membuat perasaanku terganggu. Pada saat dia berfoto dengan orang itu, orang itu melihat ke arahku dengan tatapan sinis, dalam pikiran aku, kenapa harus melihat ke arah ku? kalau orang itu ingin berfoto dengan dia, ya silahkan saja lagi pula aku juga sudah terlanjur bete dengan sikap orang itu. Aku memutuskan untuk duduk di dalam dan tak lama mereka semua amsuk .
Ketika waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, Semua teman SMP-nya pamit untuk pulang. Selama itu aku hanya terdiam seolah tak peduli dengan apa yang terjadi. Pada saat itu juga temanku-yang juga sahabat dia- membuatku semakin kesal dengan perkataannya, yang mengatakan kalau orang itu terus saja mendekati dia. Aku sudah tidak tahan dan pergi menuju ruang tamu. Mungkin itu reaksi klimaks aku sejak pertama. Mereka menyusul ku dan meminta maaf atas perkataan mereka yang mebuat ku bete dan mereka bilang mereka hanya bercanda, Tapi aku udah terlanjur kesal.
Setelah teman SMP-nya pulang dia menghampiri kami, sontak kami langsung menyudahi apa yang kami bicarakan karena tidak ingin dia tahu mengenai kejadia ini. Aku masih diam dan berbicara seperlunya. Tak lama, aku dan beberapa sahabatnya memutuskan untuk pulang.
Keesokan harinya aku baru berani mengatakan apa yang kemarin aku rasakan. Aku memberitahunya dan dia pun meminta maaf sertas menjelaskan siapa orang tersebut yang terus mendekatinya...
***
Diambil dari Diary Mas Ihsan...
HAHAA ngga dey, tapi ini ceritanya mas ihsan:p
"Mas ihsan udah.. udah jangan dijawab". Ucap dia, sambil menyuruh pergi adik-adik sepupunya. Hmmm.. dia memang cerewet terhadap adiknya-juga adik sepupunya.
Aku perhatikan, hari ini ia tampak sangat cantik dengan warna pink dibajunya. Kemudian, aku masuk ke dalam dan dia menyuruhku duduk, tentu saja di sampingnya. Sore itu tampak indah karena bisa bersamanya. Lalu, aku diajak olehnya untuk sekedar salam ke kedua orangtuanya. Untuk kali ini, hanya salam, karena belum siap mentalku untuk memperkenalkan diri. Setelah itu, aku kembali duduk dan aku melihat di sisi lain sudah ramai dengan teman-teman SD dan SMP-nya. Tak lama aku di ajak ke ke halaman belakangnya untuk makan. Rupanya dia sangat mengerti keadaan perutku. Waktu terus berjalan, kami terus berbincang-bincang sampai aku melihat ada seseorang yang terus saja mendekatinya.
'Ahh itu hanya teman smpnya saja' , batinku. Dalam pikiranku, ku hilangkan semua prasangka negatif terhadapnya. Sampai teman-teman SMP-nya mengajak dia keluar untuk berfoto dengannya. Tanpa diduga semua temannya sepakat untuk mengerjai dia, Ya istilahnya "Di ceplokin" dengan banyak telur mendarat di kepalanya dan putih tepung menyelimuti wajahnya. Hmmm dia terlihat lucu dan manis. Tapi senyumku berubah datar ketika orang itu mendekatinya lagi. Bahkan pada saat aku dan dia berfoto bersama, orang itu tiba-tiba saja datang dan ikut berfoto dengan kami. Rasa bete yang kurasakan ku pendam dalam hati, setelahnya aku hanya bicara seperlunya. Lalu, aku pun pergi ke dalam, kemudian dia membersihkan diri dan sholat maghrib.
Setelah aku sholat maghrib, Adik sepupunya datang dan berkata kepada aku,
"Kak ihsan, kak ihsan.. kita mau buat kejutan untuk dia. Pokoknya nanti, pas dia udah turun dari atas, kakak megang kuenya ya? terus nanti kita nyanyiin lagu 'Happy Birthday' buat dia. Pokoknya kakak ikutin kita aja yaaaa"..
Hahaaha.. aku hanya tertawa dan mengiyakan saja perkataanya. Beberapa saat kemudian, seluruh lampu di matikan dan aku disuruh untuk memegang kue. Dia pun turun dari atas, dan serentak semua menyanyikan lagu 'Happy Birthday'. Aku seperti cowok di novel-novel yang romantis. Padahal aku hanyalah objek tambahan oleh adik-adiknya. Kemudian, kita pun makan malam bersama, tapi sebelum itu ada sesi foto bersama. Lagi-lagi orang itu membuat ku kesal karena orang tersebut terus saja mendekati dia. Bahkan ketika salah seorang temannya berkata "cium dong dianya..." orang itu pun berkata dengan kasar "Jangaan, nanti aja sama gua"
Mungkin bisa dirasakan perasaan kesalku kala mendengar ucapan orang itu. Namun, aku belum berani membicarakan kepada dia tentang perasaanku itu.
Setelah kita semua makan, kita kembali ke halaman belakang untuk menikmati malam indah penuh bintang. Tentu saja kami tak melewatkan malam itu dengan berfoto-foto. Untuk kesekian kalinya orang itu membuat perasaanku terganggu. Pada saat dia berfoto dengan orang itu, orang itu melihat ke arahku dengan tatapan sinis, dalam pikiran aku, kenapa harus melihat ke arah ku? kalau orang itu ingin berfoto dengan dia, ya silahkan saja lagi pula aku juga sudah terlanjur bete dengan sikap orang itu. Aku memutuskan untuk duduk di dalam dan tak lama mereka semua amsuk .
Ketika waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, Semua teman SMP-nya pamit untuk pulang. Selama itu aku hanya terdiam seolah tak peduli dengan apa yang terjadi. Pada saat itu juga temanku-yang juga sahabat dia- membuatku semakin kesal dengan perkataannya, yang mengatakan kalau orang itu terus saja mendekati dia. Aku sudah tidak tahan dan pergi menuju ruang tamu. Mungkin itu reaksi klimaks aku sejak pertama. Mereka menyusul ku dan meminta maaf atas perkataan mereka yang mebuat ku bete dan mereka bilang mereka hanya bercanda, Tapi aku udah terlanjur kesal.
Setelah teman SMP-nya pulang dia menghampiri kami, sontak kami langsung menyudahi apa yang kami bicarakan karena tidak ingin dia tahu mengenai kejadia ini. Aku masih diam dan berbicara seperlunya. Tak lama, aku dan beberapa sahabatnya memutuskan untuk pulang.
Keesokan harinya aku baru berani mengatakan apa yang kemarin aku rasakan. Aku memberitahunya dan dia pun meminta maaf sertas menjelaskan siapa orang tersebut yang terus mendekatinya...
***
Diambil dari Diary Mas Ihsan...
HAHAA ngga dey, tapi ini ceritanya mas ihsan:p
Comments
Post a Comment