Mockingjay

 
 
 
 

hal. 112

Smua orang menjauh dariku-Gale, Cressida, para juru kamera-memberiku panggung. tapi aku tetap memusatkan perhatian pada lampu merah. "Aku ingin memberitahu para pemberontak bahwa aku masih hidup. Aku ada di sini di Distrik Delapan, Capitol baru saja memngebom rumah sakit yang penuh dengan laki-laki, perempuan, dan anak-anak tak bersenjata. Takkan ada korban yang selamat." Keterkejutan yang ku rasa mulai berubah jadi kemarahan. "Aku ingin memberi tahu orang-orang bahwa jika ada yang berpikir Capitol akan memperlakukan kita dengan adil dan adanya gencatan senjata, kau pasti bermimpi. Karena kau tahu siapa mereka dan apa yang mereka lakukan." Kedua tanganku langsung terangkat, seakan ingin memperlihatkan seluruh kengerian di sekelilingku. "Inilah yang mereka lakukan! Dan kita harus melawan balik!"
Aku bergerak mendekati kamera sekarang, didorong oleh rasa kemarahanku. "Presiden Snow bilang dia mengirimi ku pesan? Kalau begitu, aku juga punya pesan untuknya. Kau bisa menyiksa kami, mengebom kami, dan membumihanguskan distrik-ditrik kami, tapi kau lihat itu?" Salah satu kamera mengikuti arah yang ku tunjuk, pesawat-pesawat yang terbakar di atas atap gudang di seberang kami. Lambang Capitol di sayap pesawat tampak jelas di antara kobaran api. "Api sudah tersulut!" Aku berteriak sekarang, bertekad agar Snow tidak kehilangan satu pun kata-kataku. "Dan jika kami terbakar, kau terbakar bersama kami!"
Kata-kata terakhirku menggantung di udara. Aku merasa teertahan daam waktu. Terangkat di dalam awan panas yang muncul tidak dari sekelilingku, tapi dari dalam diriku sendiri.
"Cut!" suara Cressida menyadarkanku kembali ke kenyataan, memadamkan apiku. Dia mengangguk setuju padaku. "Bungkus!".

"IF WE BURN YOU BURN WITH US!"

Comments

Popular posts from this blog

Aku, Dia, Kamu